Postingan

Solid

Selalu ada tempat di pikiran gue untuk memutar ulang masa lalu. Asyik rasanya mengingat-ingat hal-hal bodoh yang pernah dilakukan masa sebelumnya. Ketika masih naif, dan menjunjung tinggi hal yang ga perlu untuk dijunjung tinggi misalkan solidaritas. Sebenarnya, nggak perlu solid ketika lo punya yang namanya rasa kasihan dan kasih sayang ke orang. Sebuah (gadeng itu dua buah) perlakuan sederhana yang membuat hidup jadi lebih indah tanpa harus dengan embel-embel 'keluarga' 'dia temen main gue' atau lainnya. Sekadar rasa kemanusiaan yang sewajarnya bagi orang yang memang membutuhkan. Karena, ga semua orang punya rasa kebermilikan setinggi itu. Atau bahkan, mereka sudah tidak percaya akan adanya rasa kebermilikan atau solidaritas. Karena, mereka dibohongi dengan kata-kata tersebut tetapi akhirnya kenyataan berbalik? Yang menggagas ide itu justru menghilang dan lenyap bersama contoh-contoh baik yang mereka beri. Tapi ada baiknya juga punya rasa solid yang tinggi kar

Semalam Kemarin

Kemarin gue sulit untuk tidur. Karena sebenarnya gue sedang bersama banyak orang karena memang sedang ada acara bersama orang banyak. Jam dua pagi dan masih banyak orang yang tertawa dan asyik bermain. Tentunya gue gak sampai hati untuk mengganggu mereka yang sedang asyik bercengkerama dan berbahagia. Hal ini menjadi pikiran sedikit gitu buat gue. Banyaknya orang yang berteman akrab satu sama lain, dan gue berpikir. Seberapa dekat sih mereka? Karena gue selalu berpikir bahwa ada banyak sisi dari seseorang yang gak bakal bisa lo ketahui dengan mengorek mereka. Semakin besar dan semakin dewasa seseorang, lo akan paham mengapa mereka sengaja menutup diri dan cenderung untuk menahan keterbukaannya ke luar. Karena kita selalu berpikir, gimana sih jika nanti kita menceritakan our darkest side  ke orang lain? Apakah mereka berpaling dan pergi meninggalkan lo? Kita selalu takut dengan adanya penolakan, dan selalu tidak siap dengan rasanya kehilangan. Mungkin itu alasan dari jaw

08:05

Gue punya satu geng yang sejak SD satu sekolah, tapi baru bertemen deket banget waktu SMP. Tapi gue paling sering main sama satu orang yang udah temenan sejak kelas 1 SD. Dari main-mainan ala ala anak SD jaman dulu, ala ala nyoba hape baru yang oh so c00l. Kita semua rata-rata satu sekolah sampe masuk SMA. Sampai kita lulus SMA, banyak yang mengejar cita-cita dan keinginan masing-masing. Memang wajar. Kita berjanji untuk selalu bertemu sehari ketika bulan puasa buat buka puasa bersama. Sudah dua tahun itu rencana jalan. Tiba-tiba teman paling dekat gue yang dari SD ini harus pindah rumah ke Bandung. Gue sedih banget sebenernya. Jarak yang biasanya cuma 10 menit bertambah menjadi hitungan jam. Sebenernya ini siklus hidup atau memang jalannya begini. Cuma seperti biasa gue merasa sedih Karena takut dengan perpisahan dan tidak bisa menjaga pertemanan yang sudah terjalin. Karena ada kasus seorang temen juga yang begitu. Dan sekarang gatau kabar dia sekarang gimana. Tapi gue akan

23.13

kata orang, saya akan terbiasa dengan kehilangan seseorang setelah beberapa waktu saya sampai sekarang menunggu kapan saya terbiasa dengan kealpaan anda? saya masih merasakan getir ketika saya mengingat nama anda getir yang sama masih saya rasakan ketika orang tua saya bertanya tentang anda kita asing padahal pernah sedekat itu saya tidak paham siapa yang harus disalahkan bosan saya menyalahkan waktu yang bahkan saya tidak tahu dan mendadak menjadi jarak saya selalu menunggu waktu yang tepat untuk pergi waktu yang tepat untuk berpura-pura lupa akan kehadiran anda walaupun saya yakin, anda tidak peduli tidak akan peduli setidaknya saya puas ingin merasakan bagaimana caranya menjadi alpa membuat orang menunggu tidak jelas membuat orang terbiasa dengan atau tanpa saya

01:28

Tak selamanya patah hati terkait cinta. Patah hati sama seperti beberapa hari ini. Gue selain belajar, juga diberikan kesempatan untuk mengajar. Lebih tepatnya di Karang Pola atau Karpol. Gue mengajar sebagai volunteer di Badan Otonom Fakultas gue. Ketika gue pertama kali ke sana, rasanya kaget. Kaget melihat ketimpangan di sana, dan kaget melihat semangat anak-anak di sana belajar. Bulan demi bulan gue ngajar di sana. Kadang demot, atau bahkan hanya sekadar malas ke sana. Tapi gue ga pernah bolos. Karena gue sudah terpilih menjadi pengajar di sana. Gue harus mengajar, membagi ilmu ke mereka. Sampai suatu saat, muncul isu yang ga enak. Karpol mau digusur. Memang mereka tinggal di lahan yang entah punya siapa. Mereka juga bekerja sebagai pemulung. Gue mendengar kabar itu Senin. Sebegitu ngga enaknya, padahal gue sabtu itu mau ke sana. Tapi katanya Saung tempat gue mengajar belum dirubuhin. Sabtu datang ke sana, gue entah kenapa sangat sedih. Rumah yang biasanya banyak, sudah mulai d

Menjadi Pemimpin

Yaelahhh emangnya seminar apa yak? Ga mau ngambil teori apa-apa terkait menjadi pemimpin yang baik sih. Gue yakin temen-temen semua udah paham mengenai menjadi pemimpin yang baik . Gue hanya mau menjelaskan sedikit uneg-uneg. Banyak orang yang mendefinisikan pemimpin teladan sesuai definisinya masing-masing. Pemimpin pun ga memiliki deskripsi yang jelas bagaimana pekerjaan dia. Tetapi kalau menurut gue, dia memiliki sebuah tugas yang sangat penting. Membuat orang-orang yang dia pimpin lebih baik. Lalu, bagaimana kalau pemimpin datang dari kalangan orang yang tidak kita sukai? Deal with it . Kita akan bekerja dengan dia selama beberapa waktu. Kalau lo emang nggak tahan banget, tanamkan di otak kalian bahwa ini hanya untuk satu kepengurusan, bukan untuk lo berumah tangga ataupun selamanya. Mungkin lo bisa ngomongin dia di belakang, atau meledek dia di depan. Tetapi kan pemimpin juga manusia yang memiliki perasaan.  Jangan sampai seseorang yang seharusnya kalian horma

Menjadi Bahagia

Gambar
"Jangan lupa bahagia" itu kata mereka. Gue bingung aja gitu sebagai orang yang kadar intelektualitasnya terbatas. Menurut gue, bahagia itu kan diciptakan dari diri sendiri. Well , mungkin beberapa dicari dan didapatkan. Tetapi, mengingatkan untuk bahagia adalah hal yang agak gimana gitu. Oke sebelum aku disambit netizen yang budiman. Bahagia diciptakan sendiri. Gue baru merasakannya beberapa waktu ke belakang. Bahagia menurut gue saat ini adalah di mana ketika gue dikelilingi sama orang yang satu pemikiran dengan gue. Mungkin untuk beberapa orang itu justru sumber kegilaan atau kesedihan mereka. Tetapi, dengan banyak sekali orang yang gue temui dan membuat gue capek (fyi aja kalo misalkan gue test itu bolak balik antara introvert dan extrovert so much wow bukan pemirsa) untuk menyenangkan hari mereka, gue butuh beberapa orang yang bisa gue ceritakan. Orang-orang tersebut kalo kata temen-temen gue namanya support system . Keberadaan support system  meman