Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

23.13

kata orang, saya akan terbiasa dengan kehilangan seseorang setelah beberapa waktu saya sampai sekarang menunggu kapan saya terbiasa dengan kealpaan anda? saya masih merasakan getir ketika saya mengingat nama anda getir yang sama masih saya rasakan ketika orang tua saya bertanya tentang anda kita asing padahal pernah sedekat itu saya tidak paham siapa yang harus disalahkan bosan saya menyalahkan waktu yang bahkan saya tidak tahu dan mendadak menjadi jarak saya selalu menunggu waktu yang tepat untuk pergi waktu yang tepat untuk berpura-pura lupa akan kehadiran anda walaupun saya yakin, anda tidak peduli tidak akan peduli setidaknya saya puas ingin merasakan bagaimana caranya menjadi alpa membuat orang menunggu tidak jelas membuat orang terbiasa dengan atau tanpa saya

01:28

Tak selamanya patah hati terkait cinta. Patah hati sama seperti beberapa hari ini. Gue selain belajar, juga diberikan kesempatan untuk mengajar. Lebih tepatnya di Karang Pola atau Karpol. Gue mengajar sebagai volunteer di Badan Otonom Fakultas gue. Ketika gue pertama kali ke sana, rasanya kaget. Kaget melihat ketimpangan di sana, dan kaget melihat semangat anak-anak di sana belajar. Bulan demi bulan gue ngajar di sana. Kadang demot, atau bahkan hanya sekadar malas ke sana. Tapi gue ga pernah bolos. Karena gue sudah terpilih menjadi pengajar di sana. Gue harus mengajar, membagi ilmu ke mereka. Sampai suatu saat, muncul isu yang ga enak. Karpol mau digusur. Memang mereka tinggal di lahan yang entah punya siapa. Mereka juga bekerja sebagai pemulung. Gue mendengar kabar itu Senin. Sebegitu ngga enaknya, padahal gue sabtu itu mau ke sana. Tapi katanya Saung tempat gue mengajar belum dirubuhin. Sabtu datang ke sana, gue entah kenapa sangat sedih. Rumah yang biasanya banyak, sudah mulai d

Menjadi Pemimpin

Yaelahhh emangnya seminar apa yak? Ga mau ngambil teori apa-apa terkait menjadi pemimpin yang baik sih. Gue yakin temen-temen semua udah paham mengenai menjadi pemimpin yang baik . Gue hanya mau menjelaskan sedikit uneg-uneg. Banyak orang yang mendefinisikan pemimpin teladan sesuai definisinya masing-masing. Pemimpin pun ga memiliki deskripsi yang jelas bagaimana pekerjaan dia. Tetapi kalau menurut gue, dia memiliki sebuah tugas yang sangat penting. Membuat orang-orang yang dia pimpin lebih baik. Lalu, bagaimana kalau pemimpin datang dari kalangan orang yang tidak kita sukai? Deal with it . Kita akan bekerja dengan dia selama beberapa waktu. Kalau lo emang nggak tahan banget, tanamkan di otak kalian bahwa ini hanya untuk satu kepengurusan, bukan untuk lo berumah tangga ataupun selamanya. Mungkin lo bisa ngomongin dia di belakang, atau meledek dia di depan. Tetapi kan pemimpin juga manusia yang memiliki perasaan.  Jangan sampai seseorang yang seharusnya kalian horma

Menjadi Bahagia

Gambar
"Jangan lupa bahagia" itu kata mereka. Gue bingung aja gitu sebagai orang yang kadar intelektualitasnya terbatas. Menurut gue, bahagia itu kan diciptakan dari diri sendiri. Well , mungkin beberapa dicari dan didapatkan. Tetapi, mengingatkan untuk bahagia adalah hal yang agak gimana gitu. Oke sebelum aku disambit netizen yang budiman. Bahagia diciptakan sendiri. Gue baru merasakannya beberapa waktu ke belakang. Bahagia menurut gue saat ini adalah di mana ketika gue dikelilingi sama orang yang satu pemikiran dengan gue. Mungkin untuk beberapa orang itu justru sumber kegilaan atau kesedihan mereka. Tetapi, dengan banyak sekali orang yang gue temui dan membuat gue capek (fyi aja kalo misalkan gue test itu bolak balik antara introvert dan extrovert so much wow bukan pemirsa) untuk menyenangkan hari mereka, gue butuh beberapa orang yang bisa gue ceritakan. Orang-orang tersebut kalo kata temen-temen gue namanya support system . Keberadaan support system  meman

Menjadi Penjaga

Menjadi penjaga bukanlah sesuatu hal yang menyenangkan. Menjadi penjaga rumah ketika orang rumah pergi vakansi, menjadi penjaga internal sebuah organisasi di mana orang sangat berbeda, menjaga IP agar tidak anjlok dan berguguran di SIAK, menjadi penjaga hati seperti Yovie Nuno.... BIARKAN AKU MENJAGA PERASAAN INI OOOO~~ Apalagi menjaga hubungan pertemanan. Teman-teman yang benar-benar klop sama gue sekarang adalah teman-teman dekat SMP dan SMA gue. Karena mereka benar-benar mengerti gimana jadi gue, gimana perasaan gue, dan gimana hectic nya kami mengejar impian kami. Mereka selalu ada, mereka ada di samping gue, mengejar mimpi masing-masing, tetapi sambil bergandeng tangan. Pernah suatu ketika gue menangis mendoakan teman-teman gue. Pernah suatu kali mereka menangis mendengar cerita yang kurang mengenakkan. Kami dekat, susah terpisahkan. Tapi ada beberapa orang yang mungkin belum paham mengenai itu. Istilahnya, ketika mereka lulus dari suatu jenjang pendidikan m

Inner Circle from Another Circle

Halo gengs Apa kabar? Gue harap teman-teman makin semangat dalam menjalani hari. Apalagi kampusku yang terlambat masuknya alias tanggal 28 baru menerjunkan diri ke dalam lembah hitam bernama semester ganjil. Kecuali aq. Karena aku terkena cacar air. Penyakit yang katanya buat anak-anak ini ternyata menyerang gue yang sudah sebesar gajah sumatra ini. Ya awalnya demam terus muncul bentol-bentol imut gitu. Gue kira dikit kan yah. HARI SELANJUTNYA YA ALLAH LENGKAPLAH PENDERITAAN Q. Seluruh badan terutama pinggang sama punggung sakit, muka gatel, bentol makin banyak, sampai aq ingin menangos karena gatal tapi ngga boleh digaruk padahal kita dianugerahkan tangan oleh Tuhan. Ya hari ini udah mayan lah ngga gatel gatel lagi. Walaupun kadang masih suka sedih aja gitu muka udah pas sama batas bawah gini kok ya masih aja dikasih bopeng cacar. Tapi gapapa lah ya, mungkin Dia tau kalo gue jarang banget liburan (m0n maap saya liburan aja masih sering di kampuz). Jadi gue 'di

20:50

Setiap Ibu pasti memiliki menu andalan yang akan selalu dimasak ketika anak-anaknya pulang ke rumah. Masakan itu akan selalu mengingatkan anaknya untuk 'pulang'. Entah melepas rindu, mengobrol hangat, atau hanya sekadar mencoba masakan. Sama seperti Mama gue. Gue paling senang kalau Mama masak sambal, tempe, ayam goreng. Kadang jika ada sambal teri medan gue lebih suka lagi. Gue bisa ngabisin beberapa piring sendiri bahkan. Yha inilah rahasia dietku gagal selalu guys. Karena Mama adalah anak dari Eyang Kakung (sebenernya namanya Eyang Tari cuma enakan dipanggi itu he) dan Eyang Titin, tentunya Mama punya masakan kesukaan. Makanan kesukaan Mama kalau pulang kampung yaitu sambal ikan pari, beberapa jenis sayur, dan lapis daging. Eyang Titin akan berusaha memasakannya ketika Mama pulang ke rumah. Ketika Mama meminta kita buat nyobain masakannya Eyang Titin. Dan rencana diet gue semakin dikesampingkan. Hal ini terus terjadi sampai beberapa waktu ke belakang di mana Eyang Titi

Semua Ada Saatnya

"Semuanya ada saatnya," begitu ucap gue kepada seseorang yang baru gue kenal. Mereka hanya bisa memandang gue dalam kebingungan dan pasti menyimpan ribuan tanya di benak mereka.  Ada saatnya gue bisa menjawab pertanyaan lo Pasti ada saatnya. --- Mereka menghembuskan asap  Mereka bersuka ria Membuat orang nyinyir mendapatkan bahan gosip Gue dulu pernah begitu (walaupun cuma sebentar aja)  Cuma ya gue pernah ada saat di mana gue ingin sekali keluar dari predikat anak baik yang dimiliki Atau mungkin mereka juga begitu?  Pasti ada saatnya seseorang akan menjadi orang yang sangat berbeda.  Ada saatnya. --- Gue adalah orang yang selalu ditinggalkan oleh teman dalam hal apapun Main, nongkrong, jalan-jalan, ataupun belajar bersama Gue selalu ditinggalkan oleh teman yang sudah cukup dekat karena mungkin berbeda visi atau kesibukan Gue selalu menerima ketika mereka kembali, meminta maaf, dan berbaik hati seperti biasa Mungkin ada saatnya Ketika gue menjadi pi

Kompas dan Berhitung

Satu, dua, tiga Menapaki jejak, dan saya mencari arah Kamu adalah kompas saya Menapak rindu, untuk menemukan rumah Satu, dua, tiga Kamu pergi tanpa arah Meninggalkan saya dalam pikir yang tak akan sirna Berkali-kali saya memanggil, berkali-kali juga saya gagal menemukan rumah Satu, dua, tiga Kamu adalah kompas saya Kamu menuntun saya, membantu saya ke rumah Bukan seperti ini, saya kehilangan kompas dan rumah Empat, lima, enam Saya mencari kamu dengan kepedihan mendalam Tak ada kamu, maka tak ada rumah Tak ada rumah, maka tak bisa hidup Persiapkan saya untuk mencari jejak dalam senyap Jangan biarkan saya di tengah belantara Meneriakkan namamu sampai pucat wajah saya Hanya gaung yang saya dengar sebagai jawabannya Persiapkan saya mencari jejak dalam senyap Setidaknya saya tidak akan panik dan merasa pengap Kamu itu bukanlah pelengkap Tetapi tanpa kamu hidup saya tidak akan pernah lengkap

Lagu adalah Ruang Memori

Banyak hal yang bisa kita ingat ketika mendengarkan sebuah lagu. Mungkin satu memori. Atau banyak peristiwa yang berhubungan dengan lagu tersebut. Kalo kata anak-anak BBM circa 2012, kalo dengerin lagu mah kalo seneng dengerin melodinya, kalo lagi sedih dengerin liriknya YEGAK. Terus akhirnya mereka ganti status  mereka berdasarkan lagu yang diputer.  APALAGI JAMAN JAMAN THE MAN WHO CAN'T BE MOVE YEGAKKK. Sumpah dulu gue ngga tau siapa mereka (lyk seriously?!?!) dan lebih memilih istiqomah menunggu album terbaru dari Geisha di mana gue dulu ngefans bingg0 sama mereka. Dan fun fact aja buat kamu kamu pembaca setiaku, aku sedih ketika Momo Geisha sekarang sudah menikah (!!!) Kadang ada beberapa lagu yang ga kita sadar, tiba-tiba keputer dan sangat membuat nyes di jiwa.  The A Team-Ed Sheeran Gue langsung teringat ketika sebuah pagi di kelas 8 SMP, menunggu macet di bilangan Mayestik. Saat itu, gue mau melakukan pelatihan untuk Olimpiade Biologi. Cahaya oranye matahar

Kembali

Kedai kopi di rumah sakit Mengingatkanku pada sebuah masa Masa yang agak pahit Dan menjemukan jika dirasa Wangi kopi menguar halus Menenangkan banyak orang Tapi tak bisa menenangkan kalutku Menunggu kabar dengan tegang Wangi kopi membuat suasana cair Wangi obat membuat kalut kian pekat Mereka layaknya minyak dan air Tak baik dan tak bisa terikat Aku lega ketika masa itu terlewat Masa-masa aku sudah bisa tertawa senang Bau kopi ternyata sangat memikat Aku melintas di kedai kopi itu dengan tenang Kini, masa kelam itu kembali Menunggu orang terkasih yang nasibnya tak pasti Kini rasa tak enak itu hadir lagi Ketika aku melintas di kedai kopi itu kembali

Lebar-an

Senang sekali rasanya kalau bisa menyelesaikan satu bulan puasa. Akhirnya kita semua masuk ke bulan Syawal. Hari raya Idul Fitri tentunya merupakan sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua orang (selain azan magrib pada bulan ramadan tentunya). Salah satu hal yang ditunggu adalah momen pulang kampung atau mudik. Mudik adalah kegiatan perpindahan orang secara masiv dalam waktu singkat dari kota besar ke daerah-daerah. Kata 'mudik' pastinya identik dengan macet. AING PERNAH KEJEBAK MACET DONG DARI TENGAH MALAM SAMPAI PAGI DI TOL CIKAMPEK OK. Ketika sampai kampung halaman, pasti rasanya sangat menyenangkan. Bertemu dengan eyang, pakde, bude, dan saudara-saudara yang jarang kita temui kalau hari biasa. Menghabiskan waktu di hari raya bersama mereka tentu adalah hal yang harus dilakukan. Ya walaupun serangan introvert melanda dan kadang gue lelah bersosialisasi dengan orang y h a. Ada momen sedih di mana ada saudara yang tahun lalu menghabiskan waktu lebaran bersama saat in

Mencoba Memahami

01:08 Rasanya kadang lelah jika kita harus bertukar pikiran dengan orang yang berbeda visi dengan kita. Membagi ide kepada orang yang memiliki persepsi berbeda tentang visi yang sama aja udah sulit. Apalagi orang tersebut mempunyai orientasi pikir yang berbeda dan memiliki pendirian yang begitu besarnya. Ketika berbagai cara sudah dicoba untuk setidaknya melunakan hati dan pemikirannya. Ketika cara-cara tersebut gagal dan harus mencoba dari sudut yang lain. Ketika sudah bertanya kepada orang-orang banyak dan merekapun bingung karena kami di luat terlihat sebaik-baik saja  itu.  Akhirnya gue berusaha untuk mencoba menerimanya. Menerima keadaan seperti ini, menerima dia dan keunikan sifatnya. Memahami bahwa seluruh orang memiliki kepribadian, kepentingan, prioritas, dan orientasi berpikir yang tak selalu sama. Menjadi orang yang selalu mencoba. Mencoba untuk memahaminya kalau ada masalah, agar dia tidak terpuruk dan keadaan menjadi semakin kacau. Gue pernah merasakan konfli

Sedikit (Apa Terlalu Banyak?) Pikiran di KRL

9 Juni 2017 Suatu saat ketika gue tengah teruncal-uncal di tengah KRL tujuan Tanah Abang dari Rangkasbitung. I mean, kakiku pegal-pegal setelah berhari-hari live in di sebuah pedesaan yang mengharuskan saya jalan kaki dan bukannya ingin mengeluh atau apa. TETAPI SAYA DIOMBANG AMBING DI ATAS TRONTON. Mendingan gue berjibaku di KRL yegak. Akhirnya setelah perjuangan dengan jalanan yang rusak selama beberapa jam akhirnya gue diturunkan di Rangkasbitung. Bukan di stasiun tetapi di tengah alun-alun. Gue udah hampir mengurungkan niat tetapi didorong oleh rasa malu dan tidak ingin kembali mual-mual, maka gue bersama tiga teman lainnya mencegat angkot dan menanyakan, “BAPAK INI LEWAT STASYEN RANGKAS GAK?”  Untungnya bapak angkot merah ini memang melewati Stasiun Rangkasbitung. Dan sampai di stasiun ketika sudah ada kereta yang menunggu. Akhirnya gue terbirit-birit membeli tiket dan naik ke kereta. Dan ini pengalaman gue yang pertama naik KRL di daerah sejauh ini. Sebenernya u

Setahun yang Lalu

Kadang gue selalu berpikir tentang apa yang telah dilakukan ke belakang. Bukan tentang konsekuensi atau tentang kebaikan atau kekurangan gue melakukan itu. Tetapi lebih ke arah bagaimana perasaan terbangun ketika melakukan itu. Semuanya berubah. Teman-teman gue ada yang mengambil tes untuk masuk kuliah lagi. Sama seperti tahun lalu, tetapi ada beberapa teman yang sudah tidak sedekat dulu lagi. Dan ada teman yang sekarang semakin dekat dan erat pertemanannya. Semuanya berubah. Sekarang gue lagi merencakan liburan ke Jogja bersama teman-teman. Semangat mencari destinasi, semangat mencari jadwal kosong. Semangat yang sama gue temukan setahun lalu. Teman-teman mencari tempat liburan, tiket kereta, dan berbagai embel-embel liburan lain. Tapi teman-teman yang sekarang berbeda. Dan gue kembali sendiri. Semuanya berubah. Selanjutnya, di kampus gue akan menyambut mahasiswa baru angkatan 2017. Semangatnya sama, untuk menyambut dan membimbing mereka. Keceriaan dan keriuhannya juga sam

Kepada Siapapun Surat Ini Ditujukan

Kepada Siapapun Surat Ini Ditujukan, Hari 9 #10DaysKF Halo, Apa kabar? Lo pernah ingat janji kita tentang selalu bertemu? Lo orangnya emang selalu pelupa, bahkan sama gue. Ataupun janji yang telah dibuat dari jauh waktu. Hai, Semoga lo tetap menjadi orang-orang yang terdekat di sekitar gue. Karena gue butuh dikuatkan, karena gue butuh teman berbagi. Walaupun kadang lo lupa untuk mengingat apa yang sudah gue  bagikan buat lo. Hai, Semoga lo tetap mau menjadi orang yang apa adanya, blak blakan, dan selalu menerima. Apapun keadaannya, lo akan menerima dengan tangan terbuka. Apapun kesalahannya, akan lo maafkan. Apa kabar? Nyokap gue sekarang udah sehat lagi, alhamdulillah. Adek gue sekarang ikut muay thai emang gaya banget jadi orang. Gue ya begini-begini aja, masih jomblo, paling bentar lagi mau periksa ke dokter sepertinya ada masalah sama THT. Apa kabar nyokap dan adik-adik lo? Gue harap lo semua akur yaa. Terlalu susah catch up kabar sama lo, terlalu banyak cerita yang

A Reminder to Myself

A Reminder to Myself, Hari ke 7 #10DaysKF Jangan pernah merasa kalau diri lo lemah. Karena, mereka nggak tau seberapa batas yang lo punya. Mereka juga nggak tau betapa struggle nya lo dalam mencapai, atau bahkan melampaui batas itu. Kita dianggap kuat oleh beberapa orang, dan dianggap lemah oleh beberapa orang yang lain. Gak apa-apa, batasan mereka juga beda dengan batasan kita. Apa yang telah lo lalui juga telah membentuk diri lo yang sekarang. Jangan pernah merasa kalau diri lo nggak berharga. Every single person is worth it. Every single person is worth to fight. Pasti di mata seseorang lo dibutuhkan dan lo merasa penting. Entah siapapun. Entah sahabat yang cerita tengah malam, ataupun ibu-ibu yang lo bantu di kereta. Setiap orang memiliki ketakutan terbesar. Gapapa kalau ga kuat menghadapi. Tapi lo harus berusaha mencoba. Demi diri lo, demi orang yang percaya dan memperjuangkan lo selama ini. Tetap menyemangati orang lain, karena itu juga memupuk semangat bagi diri kita sen

Apa itu Semesta?

Ngga ada yang spesial dengan pertemuan gue dengan dia. Ngga ada kata-kata manis mengenai konspirasi semesta dan pengaruhnya terhadap hubungan gue dan dia di awal yang biasa-biasa aja itu. Hanya kesempatan yang melebarkan ruangnya untuk gue, dan gue yang berusaha agak lebih dari biasanya sehingga gue bisa dekat dengan dia. Dia, pertama kali gue bertemu dengan dia di Kelas XI awal. Ketika gue sekelas sama dia. Di minggu awal sekolah, betapa magernya lo sekolah ditambah dengan suasana puasa yang membuat lo makin ngga ada alasan untuk sekolah. Di hari pertama datanglah guru killer untuk mengisi jam awal belajar. DAN DIA NGGAK DATENG AJA DONG. WEH SI DUDUNG. Sebenernya udah first impression yang aneh-aneh aja sama ini anak. Cuma gue berusaha tetap berpikir positif bahwa pertemuan pertama biasanya Cuma perkenalan doang. Akhirnya udah mulai berusaha sok asik aja gitu ke dia. Padahal mah gue tau dia dalem hati pasti ngebatin yang enggak-enggak soal gua nih. Sok asiknya tau ngga s

Gue Nggak Suka Nonton Film

Gue anaknya ngga suka film banget. Nggak suka blas. Entah kenapa gue orangnya nggak visual banget lebih suka baca buku atau mendengarkan cerita. Dan ketika gue memperhatikan sedikit film ini, banyak hal yang gue dapatkan dari film tersebut. Mungkin tiga film yang berkesan bagi gue... dan kejadian yang terjadi di sekitar mereka. 1.     1.  Sabtu Bersama Bapak Film ini mengajarkan gue banyak sekali hal, menjadi orang yang lebih baik dan menjadi orang yang ngga kaya begitu. Banyak hal-hal jelek yang pernah gue alami yang melibatkan sifat yang sangat berlawanan dengan hal-hal yang diajarkan di Sabtu Bersama Bapak. Bagaimana Bapak di film itu berinteraksi dan membesarkan anak-anaknya dalam keadaan yang tidak memungkinkan. Bagaimana Bapak di film itu menjadi sosok untuk anak-anak mereka. Bagaimana Bapak di film itu mengajarkan anak-anaknya walaupun sudah tiada. Itu hal yang sangat keren bagi gue. Sebagai orang yang feeling 100 persen di 16personalities.com, saya nangis sesenggukan di

Tipe Kekasih Idaman

Hhhh kok hari pertama pait banget ya tantangan menulisnya. Abis putus disuruh nulis beginian bye dunia. Tapi gapapa, daripada nunggu kereta masuk Stasiun Manggarai kek nungguin jodoh alias lama banget HHHH. Intermezzo soal putus, temen gua sempet ngomong gini "Berarti lu jagain jodoh orang dong kalo gitu" Luar hati gue ngomong "Setan lu" tapi dalem hati merenung dan mengamini omongan dia. Dan sedih. Oke. Kereta sekarang meninggalkan Manggarai. Sebenarnya gue nggak ada tipe kekasih yang ideal buat gue. Ga ada kriteria yang bener-bener saklek untuk seorang pacar. Mungkin ini hal-hal seragam yang gue amati dari mantan gue sebelum sebelumnya. Pertama, orang yang bisa nerima lawakan nggak mutu dari gue. Entah kenapa, gue berasa seneng aja membuat orang ketawa dengan hal-hal receh semacam buku tebak-tebakan yang dijual di toko circa 2009. Membuat orang ketawa menurut gue adalah salah satu cara menebarkan kebahagiaan bagi orang lain. Jadi sangat senamg ktika gue bi