Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Kompas dan Berhitung

Satu, dua, tiga Menapaki jejak, dan saya mencari arah Kamu adalah kompas saya Menapak rindu, untuk menemukan rumah Satu, dua, tiga Kamu pergi tanpa arah Meninggalkan saya dalam pikir yang tak akan sirna Berkali-kali saya memanggil, berkali-kali juga saya gagal menemukan rumah Satu, dua, tiga Kamu adalah kompas saya Kamu menuntun saya, membantu saya ke rumah Bukan seperti ini, saya kehilangan kompas dan rumah Empat, lima, enam Saya mencari kamu dengan kepedihan mendalam Tak ada kamu, maka tak ada rumah Tak ada rumah, maka tak bisa hidup Persiapkan saya untuk mencari jejak dalam senyap Jangan biarkan saya di tengah belantara Meneriakkan namamu sampai pucat wajah saya Hanya gaung yang saya dengar sebagai jawabannya Persiapkan saya mencari jejak dalam senyap Setidaknya saya tidak akan panik dan merasa pengap Kamu itu bukanlah pelengkap Tetapi tanpa kamu hidup saya tidak akan pernah lengkap

Lagu adalah Ruang Memori

Banyak hal yang bisa kita ingat ketika mendengarkan sebuah lagu. Mungkin satu memori. Atau banyak peristiwa yang berhubungan dengan lagu tersebut. Kalo kata anak-anak BBM circa 2012, kalo dengerin lagu mah kalo seneng dengerin melodinya, kalo lagi sedih dengerin liriknya YEGAK. Terus akhirnya mereka ganti status  mereka berdasarkan lagu yang diputer.  APALAGI JAMAN JAMAN THE MAN WHO CAN'T BE MOVE YEGAKKK. Sumpah dulu gue ngga tau siapa mereka (lyk seriously?!?!) dan lebih memilih istiqomah menunggu album terbaru dari Geisha di mana gue dulu ngefans bingg0 sama mereka. Dan fun fact aja buat kamu kamu pembaca setiaku, aku sedih ketika Momo Geisha sekarang sudah menikah (!!!) Kadang ada beberapa lagu yang ga kita sadar, tiba-tiba keputer dan sangat membuat nyes di jiwa.  The A Team-Ed Sheeran Gue langsung teringat ketika sebuah pagi di kelas 8 SMP, menunggu macet di bilangan Mayestik. Saat itu, gue mau melakukan pelatihan untuk Olimpiade Biologi. Cahaya oranye matahar

Kembali

Kedai kopi di rumah sakit Mengingatkanku pada sebuah masa Masa yang agak pahit Dan menjemukan jika dirasa Wangi kopi menguar halus Menenangkan banyak orang Tapi tak bisa menenangkan kalutku Menunggu kabar dengan tegang Wangi kopi membuat suasana cair Wangi obat membuat kalut kian pekat Mereka layaknya minyak dan air Tak baik dan tak bisa terikat Aku lega ketika masa itu terlewat Masa-masa aku sudah bisa tertawa senang Bau kopi ternyata sangat memikat Aku melintas di kedai kopi itu dengan tenang Kini, masa kelam itu kembali Menunggu orang terkasih yang nasibnya tak pasti Kini rasa tak enak itu hadir lagi Ketika aku melintas di kedai kopi itu kembali