Sebegitu Dekatnya

Dengan apa? Sesuatu yang sangat buruk. Apakah itu?

GUE KETIMPAAN KIPAS ANGIN. Gak tanggung-tanggung. KIPAS ANGIN TORNADO. Yang nempel di dinding. DAN KIPASNYA GEDE.
Daheck daheck daheck. Mau tau gimana awal mula dari mala-petaka ini? Mungkin sebelumnya kita runtut ke beberapa hari sebelumnyah...

Hari Minggu, rombongan Tim Anak Cerdas Alba yang terdiri dari: gue (mejeng dikit, pastinya), Reza, Asri, Biella, Rena, Dimas Nabil, Rizky Nugraha, Ghina Alya, Faum, dan Saufa beranjak menuju SMP 215 buat lomba. Ditilik tilik dari persiapan malamnya, lima orang pertama bersama Bu Fitri a.k.a. guru biologi kenamaan Alba ini bukannya belajar dan mempersiapkan segala hal buat lomba kaya yang lain... malah... ngegahul. Ngeledekin orang. Orangnya adalah... Nanti kalo kalian tau malah gue kena gaplok sama si Mama Judes. 

Dan ketika pagi harinya, omongan semalam dilanjutkan. Contoh Rizky Nugraha dan Dimas Nabil. Mereka belajar dengan tekun. Jangan tiru kelakuan macam teman-teman gue lainnya itu. Malah cekakak-cekikik. Dan akhirnya gue mengambil inisiatif untuk...Mengambil gambar kita berlima pakai hape Nokia C3 gawl akoeh. Dan Bu Fitri diminta tolong untuk melaksanakan tugas nan mulia ini. 



Akhirnya bel bunyi. Semua dibariskan di lapangan. Dan setelah ngomong sana-sini akhirnya semuanya naik ke atas. Soal dibagikan. Yang biologi lumayan, yang fisikanya... Jedar! *pengsan* Ya dengan ilmu cap-cip-cup dan bismillah akhirnya selesai juga dua jam yang penuh penderitaan ituh.

Senin, tak ada yang menarik. Skip skip skip skip. Lanjut ke hari Selasa... Pas sholat Dhuha. Ngambil posisi favorit shaf kedua di deket tiang paling kanan. Sebelah gue Farras. Dhuha seperti biasa... Pas doa dimulai, gue nunduk sambil agak-agak merem (campuran ngantuk dan khusyuk). Deng. Kayanya ada sesuatu yang bakal aneh. Gue membenarkan posisi duduk. Eh ujug-ujug...

GEBRAG! Punggung gue pun agak sakit. Dan gue langsung loncat duduk Semua mata ngeliat ke gue. Ada apa yak? Hemm. Ternyata kipas angin tornado laknat kesumat alay itu jatuh dan menimpa gue. Ya udah gue cabut aja colokan listrik dan kembali doa dengan khusyuk. Setelah sempat jadi ceng-cengan selama beberapa lama akhirnya... Ditanyain guru-guru. Agak malu, tapi yaa gimana ya. Mungkin itu salah satu penerapan nilai tabur-tuai alias apa yang kita tabur itu yang kita tuai. Ngeledekin orang, malu yang kita dapet. HUOOOO

Afifiswandee

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Topik Nggak Penting Tapi Penting: Mini Heart Attack

Emangnya Cinta Butuh Alasan?

Malming Suram