Pi-Em (PM Atau Pendalaman Materi)
Bukan,
ini bukan sebuah kunci dari sebuah chord atau tangga nada dari jenis alat musik
manapun. Ini adalah singkatan dari Pendalaman Materi alias PM dibacanya PE-EM.
Kenapa di judul dikasih nama Pi-Em? Mau tau aja apa mau tau banget? Baca cerita
gue dulu.
Setelah
melewati masa ‘leyeh-leyeh’ selama beberapa bulan, mulailah masa yang sulit
bagi para kelas 9 dan mungkin kelas-kelas ujung lainnya. Mulai PM-try
out-ulangan harian-uts- pergelaran dan pameran-ujian semester-cari SMA-dan
puncaknya yaitu UN. Gue gak tau gue harus bilang wow atau hiks.
Hari
pertama PM tanggal 17 September 2012. Nah kebetulan hari pertama bertepatan
dengan ultah nyokap dan lebih bertepatan lagi dengan jadwal PM bersama Bapak
Suryadi tercinto. Setelah ngetek tempat yang lumayan enak dan asik tentunya.
Fyi aja sik. Tempat duduk gue di baris tengah agak ke belakang dengan posisi
bangku menghadap papan tulis langsung. Depan gue Dinda, belakangnya Hafidz.
Sebuah awal yang mengasyikkan. Semoga aja.
Duduk
duduk imut, berdiri-berdiri ganteng, sampe mondar-mandir sampe modar Pak
Suryadi belom dateng juga. Pelajaran kelas lain udah di mulai. Betapa
anti-mainstream sekali guru kita ini. Akhirnya jam tiga lewat
sekian-sekian-sekian karena gue udah agak lumutan (dan agak risih karena si
rese Hafidz nyemprotin parfumnya Dinda yang berbotol biru dan berbau kaya susu
bubuk) Pak Suryadi dateng juga.
Pak
Yadi mulai membagikan soal-soal, dan mulai membahas satu-persatu. Seperti
biasa, satu soal bisa memakan lima menit bahkan lebih karena meminta pendapat
dari berbagai macam orang (terutama yang duduk paling depan yaitu Wifa dan
Jenni). Soal beranjak ke angka lima. Dan gue diajak berdebat oleh Pak Yadi.
Jadi… Apip vs Wipa merebutkan soal nomer 6. Sayangnya jam berakhir dan kita
hanya membahas 5 soal. 60:5 sama dengan 12. Jadi kira-kira satu soal dua belas
menit. Brilian.
Hari
kedua Matematika. Dinda gak ada, karena itulah… Gue duduk di depan pojok
sebelah kiri gue tembok sebelah kanan Puti, belakang Aufari. Skip aja ya, kurang
seruw.
Hari
ketiga, Bahasa Inggris. Sebagai murid yang agak pemalas gue agak kaget aja
karena Pak Enerjik—guru baru yang super enerjik mengalahkan Feni Rose di acara
senam pagi, datang tepat waktu. Padahal ya, dua guru sebelumnya itu suka telat
barang 5-10 menit. Yaa gue langsung aja ke tempat duduk biasa yaitu di tempat
hari pertama.
Pak
Enerjik membuka pelajaran, gue mulai menyeruput minuman, Hafidz mengunyah
permen dan Dinda entah melakukan apa di depan sana.
“Before
we started our PM…” kata Pak Enerjik. Gue melongo takjub. PM nya dibacanya
PI-EM bukan PE-EM seperti biasa. Ya buncis… Anak-anak lain pada protes. Gue
diem. Kata Dinda, “Fi! Lo harus nulis ini di blog!” Oke maka dari itu gue tulis
posting ini. Inilah dasar ilmiah daripada semua tulisan gue yang ngalor ngidul
ini.
Pak
Enerjik mengajar dengan sangat lincah. Namun gue melihatnya malah kasihan.
Ambil penghapus papan tulis, hapus papan tulisnya, ambil spidol, ambil
penghapus lagi, dihapuslah papan tulisnya, nulis lah dia. Ribet ya… Dan dia nanya
ke orang yang sama lebih dari sekali. Korbannya adalah Qulby. Wah mantap sekali
ya…
Pokoknya,
bel. Gue sholat. Gue pulang. Udah sore. Gak makan karena D-I-E-T.
Afifiswandi
yang lagi diet.
Komentar
Posting Komentar