Sekedar Menyapa Aja Sik

Hai semuanya! Masih bersama afifiswandee dengan koneksi internet yang lagi lumayan bagus dan gue harus memberitahukan kabar ini: 

Rasanya menjadi kelas 9 itu kayanya agak agak ribet ya sodarakuh.

You know lha. Ternyata minggu depan itu mulai PM! Dan watdesyingnya adalah itu sampai jam 4 sore. Dan hari pertama iku pelajaran Bahasa Indonesia. Pelajaran juru kunci di rapot setelah Olahraga pastinya ya. Dan ada sebuah kejadian yang harus gue ceritakan.

Di hari Jumat ini yang bertepatan dengan Jumat Sehat dan Ceria, seperti biasa gue datang lima menit-sepuluh menit lebih lambat dari bel jam 6:30 karena kemacetan di Jalan Murni yang sangat super-wow. Dan setelah prosesi salim bersama Pak Casidin gue mencet mesin finger scan. Gue menyentuhkan jari gue dengan tipis dan ... 

TUNUT! Coba lagi. Kamfriat.

Oke, mulai rame yang ngantri di belakang. Jadilah gue menekankan jari gue yang segede satu ruas jahe ini *lebay* ke mesin finger scan yang imutna itu. Gue jamin kalo mesinnya masih seperti itu dan metode yang dipakai untuk absen seperti gue, maka sekitar dua bulan nanti mesin absen sekolahan jebol. Serpis lagi dah tuh.

Masuk-masuk ke kelas 9D yang homogen a.k.a batangan semua sedang menekuri soal-soal fisika yang diberikan oleh Baginda Putri Ibu Nala Yuniarti. Entahlah dapat ilham dari mana, di rumah gue stuck mengerjakan soal listrik statis yang sangat ribet dan penuh dengan hukum-hukum dari seserorang yang bernama-akhir Coulomb.



Olahraga mulai. Sekipsekipsekip. Lalu dilanjutkan dengan Bahasa Inggris yaitu terjemahkan sebuah text yang berjudul 'Tongue Twister' alias 'Memperlancar Lidah' alias 'Lidah Angin Ribut'. Dan inilah puncak daripada Jumat yang sangat ceria dan menggelegar.

ULANGAN FISIKA DARI IBU NALA. Tau sendiri lah yang namanya tang itung itang itung itu sangat membuat otak njlimet dan membuat tangan kita langsung kaku memegang pensil yang tengan merangkai huruf dan angka demi jawaban yang memuaskan hati Bu Nala.

Soal teorinya sangat susah sodara sodariku. Harus memutar otak dan memutar jalan pikiran untuk menemukan sebuah jawaban. Dua anak dikeluarin dari kelas. Yang satu gara-gara berisik dan yang satu lagi entah apa. Padahal pas dia diusir dia emang lagi diem dan duduk duduk cantik sehabis ngomongin 'Brand Essence of Chicken'. Oke bahasan yang berkualitas demi terciptanya otak yang tajam. ;)

Setelah semuanya selesai dan gue udah membayar uang foto kopian, gue bersama teman gue. Yang berkacamata, sipit, dan nyebelin yaitu Hafidz Prananta Hakamashe anaknya guru Bahasa Indonesia yang alim tapi Hafidznya sangat berbeda dengan bapaknya. Kita berdua menuju ke kantin karena setelah mengerjakan ulangan itu perut mendadak keroncongan. Akhirnya setelah memakan jajanan, pas mau balik...

ADA MAMANYA 19! Yasutlah gue salim-salim ala anak-anak alim. Dan ngobrol basa-basi tentang pindahan gue. Ternyata emaknya pernah lewat rumah gue dan liat gue. Tapi gak disapa. Ah yasudahlah yang penting gue ngobrol dan udah ngucapin Minal Aidin yang sangat telat berhubung sekarang udah akhir Bulan Syawal.

Langsung ambil wudhu dan naik ke atas. Lalu ngambil posisi yang tersisa karena mesjid udah penuh. Dan sudah menjelang adzan, ya langsunglah adzan dzuhur berkumandang dengan syahdu. *eaa* Langsung lah dengerin khotbah dari Pak Nur, cukup singkat dan gak tele-tele.

Skip ke jam dua. Setelah latihan buat lomba ICAS yang sangat ribet yang penuh dengan permainan logika *halah. Ada Qulby, langsung aja gue tarik ke lantai atas. Ada Hafidz (lagi). Dia mendadak naik. Ternyata ada si Bule Tasik Dhika yang lagi latihan band. Rusuhlah dunia. Demi menjaga keamanan, setelah Qulby pengen pulang dan gue dua kali dijahilin sama Dhika gue turun. Ada Ines dan Shila. Gue nyamber aja kaya anak ilang.

Setelah berbincang-bincang dengan Ines, Shila, kita ke SMP lagi (tadi di SD ceritanya gitu) oke gue duduk duduk di depan kooridor. Tiba-tiba si Bule Tasik teriakin dari atas:

D: "Fi, liat kresek putih gak?"
A: *bales teriak* "Nggak! Emangnya kenapaa?"
D: "Punya Dinda ketinggalan!"
A: "Di mana?"
D: "Di Lapangan!"
A: "Gak ada!"
D: *ngeliat kantong plastik Matahari di belakang Ines* "Itu apaan?"
A: "Warnanya abu-abu!"
D: "Apaan?"
A: "Abu-abu!"
D: "Apaan?"
A: "Gak ada isinya!"

Tiba-tiba Kemal dateng di Lantai Dua. Dhika menyelesaikan teleponnya dan ngobrol.
K: "Jadi ngerjain tugas nggak?" *tetep teriak*
D: "Jadi!"
K: "Jam berapa?"
D: "Jam berapa Fi?" *teriakin gue dari atas*
A: "Terserah!"

Note: percakapan absurd di atas itu perkiraan karena ingatan gue yang sangat aduhai ini.

Ada beberapa percakapan lain yang cukup random dan asoy tapi tiba-tiba terhenti karena lewatnya banyak guru dan perhatian dari orang-orang yang nonton ekskul bola di Lapangan Parkir. Karena suara gue abis makanya gue beranjak kembali duduk. 

Akhirnya pada jam setengah empat semua orang ke lantai satu. Anak band selesai berlatih dan menggabungkan diri dengan rakyat jelata. Dinda kembali nelpon dan nanyain kreseknya itu, dan gue tetep aja nggak menemukan itu...

Okeee demikian post tentang hari Jumat yang cukup random dan penuh dengan kemaksiatan *loh*
See You!
afifiswandee 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Topik Nggak Penting Tapi Penting: Mini Heart Attack

Emangnya Cinta Butuh Alasan?

Malming Suram