Tahajud Bersama

Cie ilah. Berasa pesantren sekali Alba kita Tercinta ini. Edaran dibagi hari Kamis. Namun gue packing… Sabtu pagi karena gue males dan bingung apa yang harus gue bawa demi menginap di Sekolah serta memanjatkan doa kepada sang Khalik agar diberikan yang terbaik dalam menggapai cita dan harapan. *halah*

Sabtu siang yang sangat terik, gue yang lagi ngestalk *udah mulai jadi kebiasaan, mbihihik* dikagetkan oleh suara ‘Semlekum’ dari luar. Okey, ternyata ada Dhika dan Farras. Ceritanya mau ngerjain tugas di rumah Kemal gitu. Tugas musikalisasi puisi dari Maharaja Bapak Suryadi. Ya ujug-ujug berangkat jam setengah tiga lah, setelah mandi baca-baca komik dan ngebajak twitter gue.

Dateng ke rumah Kemal, ngobrol ngobrol sembari ditemani oleh kentang goreng kurang garam serta air dingin. Setelah siap-siap dan beberes semuanya berangkat. Itu aja kita udah telat karena berangkat jam setengah lima kurang. Ujug-ujug datang, sekolahan masih sepi woy pada mainan bola semua. Mendingan berangkat jam lima gitu. Ah Aufari aja dateng pas adzan maghrib.



Langsung aja ya pembukaan kita skip, acara motivasi yang buat paha gue kebas karena dua jam duduk bersila di masjid dan setengah teller gara-gara materinya bagus tapi ngantukin. Jam 10 teng, semuanya makan bakso kecuali beberapa orang TERMASUK GUE karena gue menjaga diet gue yang telah berjalan sekitar semingguan. Parahnnya Baginda Ratu Ibu Nala malah ngomporin supaya gue makan. Padahal sebagai guru IPA, Bu Nala kan pasti tau bahayanya makan malam bagi kondisi perut *EAA* Akhirnya lapar gue tahan dan gue hanya meminum air putih sebagai pengganti bongkahan daging bakso itu.

Malam semakin larut. Udah ganti baju dengan kaus tidur yang paling pewe. Entah dapet ilham dari mana, pintu kelas tempat kita nginep di kunci. Yang pasti gue hanya tidur tidur ayam sambil sms-an sama si 19. Beberapa yang lain masih ada di luar. Dan mendadak semua lari tunggang langgang karena ada Mr. Rachmad dateng ke lantai 3. Dan bodohnya, pintu dikunci.

Dwoeng dwoeng. Meledaklah amarah Mr. Rachmad, digedor pintunya. Dhika bukain pintu. Dan kita diomelin. TRIPLE WOW sangat dalam lho omelannya padahal saya gak tau apa-apa lho, Pak. Saya sampe mencelos lho.

Akhirnya Mr. Rachmad keluar, kunci pintu diambil. Mulailah itu kasak-kusuk mencari pelaku. Sang terduga membantah dengan keras, yang tidur di belakang kebangun lalu mulai menduga duga (baca: suudzon) kepada orang lain yang keliatan mukanya agak terintimidasi *halah. Setelah dilakukan perundingan 4 orang yang secara sukarela dan dipaksa sambil diomelin menghadap Mr. Rachmad dan minta maaf. Mau tau apa hasilnya?

MR. RACHMAD NYA SLOW. ASTAGHFIRULLAH BUAT ORANG SUSAH TIDUR AJA YAK.

Jam beranjak ke angka 12. Mulai ada yang tidur, masih ada yang ngobrol, dan masih ada anak iseng yang berkeliaran di luar.

Jam beranjak ke angka 1. Gue mulai ngantuk. Akhirnya memutuskan untuk tidur karena sekitar gue udah tepar semua dan berlayar ke alam mimpinya masing-masing.

Sesekali gue kebangun. Okaaay masih aja ada yang main gitar padahal empunya gitar udah molor. Yang nyorot senter ke orang yang tidur lah. Yang ngobrol lah. Ya sudahlah sabodo teuing. Dan setengah jam terakhir orang orang yang bangun ngomong, “Tidur woy, tidur.” Ah salah sendiri situ kagak tidur.

Setengah empat, mendadak cahaya berpendar di atas kepala. Pak Nur datang membangunkan. Lalu mendadak Pak Musyafa dateng membuyarkan segala ke-beleran yang ada. Dengan terkantuk-kantuk rombongan anak alim mendapat shaf depan di Masjid *eaa*

Shalat Tahajud di mulai, gue sambil memanjatkan doa sambil merem. Karena kan doa dengan mata terbuka dan mata tertutup itu beda. Rasanya kalau mata ditutup lebih dekat kepada-Nya. Dan alasan kedua adalah gue ngantuk sengantuk-ngantuknya. Apalagi durasi sujud yang diperlama dari biasanya membuat kepala berkunang-kunang ketika bangun dari sujud. Setali tiga uang dengan gue, anak-anak yang lain pun gitu. Meler-meler asik sambil merunduk ahoy.

Acara ditutup, dan akhirnya balik ke rumah. HOREE BISA TIDUUUR!

Afifiswandee =D

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Topik Nggak Penting Tapi Penting: Mini Heart Attack

Emangnya Cinta Butuh Alasan?

Malming Suram