Kamu

Hujan turun lagi. Aku mendadak teringat kamu.
Kamu yang meninggalkan aku disaat kamu senang, dan ketika kamu butuh kamu kembali lagi kepada aku.
Sepertinya hujan sudah semakin deras di luar.
Dan mungkin saatnya aku sudah berhenti berharap.

Kamu bukan seperti air yang mudah dibaca ke mana arah mengalirnya
Kamu bukan seperti api yang jika disiram dengan sesuatu akan membesar atau mengecil.
Kamu seperti gempa bumi atau bencana alam lainnya.
Tiba-tiba, menghancurkan, dan meninggalkan kesedihan.

Aku mungkin tidak bisa seperti dia.
Aku tidak bisa membuat kamu senang dengan apapun.
Tapi aku punya ketulusan yang bisa kamu gunakan.
Jika kamu mulai kehilangan arah, gunakan ketulusanku. Kamu akan sampai ke tujuan.

Tetapi itu hanya keinginanku. Kamu sudah tidak terjangkau untuk aku jangkau.
Iya. Aku mundur perlahan dari kehidupanmu
Lanjutkan kehidupanmu yang misterius itu.
Aku tak bisa membuka hatimu, bahkan kehidupanmu

Mungkin nanti kita bisa bertemu di suatu hari yang jauh
Ketika kamu sudah bertumbuh dari sekarang dan mulai lupakan memori lama
Mungkin kamu nanti akan melupakan aku juga
Tapi aku masih akan mengingat kamu

Atau tak apa tersenyum dan menyapaku barang sebentar saja
Membangkitkan memori lama
Tapi itu nanti, mungkin
Aku kini akan belajar menerima apapun yang terburuk dan melanjutkan apa yang ada.

*Fix ini emang gara-gara ujan aja bawaannya mellow. Jomblo dasar. Gak ada hubungan apa apa kok*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Topik Nggak Penting Tapi Penting: Mini Heart Attack

Emangnya Cinta Butuh Alasan?

Teman-Teman Gahul